Menghadapi era globalisasi, modal utama yang harus dimiliki oleh suatu bangsa adalah peningkatan mutu pendidikan. Karena kualitas pendidikan merupakan investasi yang paling utaalah tercermin dalam UU RI NO. 20 TH. 2003 Sistem ma untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Bidang pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu perhatian yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan adPendidikan Nasional (SISDIKNAS), dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia yaitu :
“Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat”
Dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan pendidikan nasional hampir dapat dipastikan bahwa jalur pendidikan pada sistem pendidikan nasional harus digerakkan bersama-sama. Hal ini dapat diperjelas dengan beberapa hal yaitu, (a) tidak semua warga negara memiliki kesempatan dan kemampuan untuk mengikuti pendidikan sekolah, (b) adanya keterbatasan program pendidikan sekolah, dan (c) dalam masyarakat yang harus berkembang dan berubah peranan pendidikan sekolah masih terbatas, pencapaian tujuan dan pelaksanaan fungsi pendidikan nasional perlu didukung program pendidikan luar sekolah (Soedijarto, 1998).
Untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mandiri sangat erat kaitannya dengan upaya peningkatan mutu pendidikan serta strategi pembiayaannya. Dan sebagai bagian terpadu dari sistem sosial negara bangsa, pendidikan diharapkan untuk menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan di masa akan datang sesuai perubahan zaman.
Upaya peningkatan mutu pendidikan ini tidak terlepas dari faktor-faktor kunci yaitu tenaga pendidik, kurikulum, buku, laboratorium, dan manajemen. Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berisi teraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari jadi suatu laboratorium sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu serta system pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada tataran pendidikan menengah atas (meliputi SMA/SMK/MAN dan yang sederajat).
Laboratorium digunakan untuk kegiatan ilmiah seperti yang dikemukakan oleh Mansurdin (1989:1) laboratorium adalah:
“Suatu ruang atau bangunan atau suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang dignakan kegiatan ilmiah seperti melakukan percobaan, penelitian demontrasi dan lain sebagainya”.
Agar laboratorium dapat dimanfaatkan sesuai dengan langkah –langkah yang seharusnya maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfaatannya antara lain, menurut Subiyanto (1988:81)
1. Ketersediaan peralatan laboratorium
Agar laboratorium dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsi dan tujuannya hendaknya dipersiapkan alat dan bahan yang memadai dan menunjang kegiatan Laboratorium.
2. Petunjuk kegiatan laboratorium
Guru hendaknya menyiapkan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan di laboratorium sehingga siswa dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan guru.
3. Melibatkan siswa dalam laboratorium
Dalam kegiatan di laboratorium hendaknya seluruh siswa dilibatkan langsung dalam kegiatan yang mereka laksanakan di laboratorium
Laboratorium IPA memerlukan berbagai perlengkapan yakni berupa perabot dan perlengkapan penunjang. Perabot dikelompok menjadi dua bagian, yaitu perabot yang tempatnya tetap (permanen) dan yang dapat dipindah- pindahkan (flexible). Perabot permanen: papan tulis, kotak sraan, meja demontrasi, lemari, meja dinding, bak cuci. Perabot praktek untuk siswa: meja praktek untuk siswa, rak, kursi praktek siswa, alat peraga.Perlengkapan penunjang: sumber air dan pembuangan air, sumber listrik, sumber gas, sumber penerangan, ventilasi, kotak tempat menyimpan bahan radioaktif.
Laboratorium IPA merupakan sumber belajar bagi siswa dan guru. Didalam ruangan ini siswa dan guru melakukan berbagai kegiatan yang menyangkut tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).Awalnya siswa masih merasa asing dengan laboratorium dan masih agak kikuk bekerja di laboratorium. Untuk itu sebelum siswa siap untuk melakukan kerja di laboratorium secara perseorangan, maka guru perlu menyediakan kegiatan-kegiatan laboratorioum yang seragam pada siswanya.
Kegiatan laboratorium yang seragam mempunyai beberapa keuntungan. Semua siswa akan memperoleh latar belakang pengalaman yang sama. Petunjuk dan bimbingan lebih mudah diberikan ketika siswa bersama-sama memulai sesuatu kerja yang baru. Dari kerja yang seragam ini dapat berkembang perhatian atau minat khusus yang secara perseorangan akan dikembangkan lebih lanjut oleh para peminatnya.
Fungsi laorbarotrium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar. Dengan definisi dan fungsi di atas, laboratorium sangat berperan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Sebagai contoh, siswa akan dapat mempelajari IPA melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses IPA yakni dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah, dengan menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru melalui metode ilmiah. Dan pada siswa SMK seperti untuk jurusan Teknik Informatika, Teknik Sipil, Teknik Bangunan, dll laboratorium akan menjadi penunjang pelaksanaan pendidikan pada jurusan dalam pendidikan akademik dan untuk mendukung keterampilan dan keahlian siswa SMK.
Melalui kegiatan laboratorium siswa dapat mempelajari fakta, gejala, merumuskan, konsep, prinsip, hukum dan sebagainya. Tujuan kegiatan praktikum selain untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat kognitif juga bertujuan untuk memperoleh keterampilan / kinerja, dapat menetapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut pada situasi baru/lain, serta memperoleh sikap ilmiah. Menurut Azizah (2003) dalam pelaksanaan praktikum, umumnya meliputi :
a. Persiapan, meliputi
• Menetapkan tujuan praktikum
• Mempersiapkan alat dan bahan
• Memperhatikan keamanan, kesehatan dan kenyamanan
• Memberi penjelasan apa yang harus diperhatikan dan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa.
b. Pelaksanaan, meliputi :
• Siswa melakukan praktikum
• Guru, asisten dan ko-asisten mengamati proses praktikum
c. Tindak lanjut, meliputi :
• Mengumpulkan laporan praktikum
• Mendiskusikan masalah yang ditemukan siswa
• Memeriksa dan menyimpan peralatan
Tujuan kegiatan di Laboratorium :
a. Teliti dalam pengamatan dan cermat dalam pencatatan pada saat pengamatan.
b. Mampu menafsirkan hasil percobaan untuk memperoleh penemuan dan dapat memecahkan masalah.
c. Mampu merencanakan dan melaksanakan percobaan.
d. Terampil mempergunakan alat-alat laboratorium.
e. Tumbuh sikap positif terhadap kegiatan praktikum.
Evaluasi kegiatan di laboratorium
Untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan laboratorium dapat dilakukan dengan 3 cara sebagai berikut :
a. Laporan
Laporan merupakan rekaman atas apa yang dilakukan siswa selama melalui kegiatan praktikum. Tujuan adanya laporan ini yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi praktikum dan kemampuan siswa dalam merangkai data hasil percobaan serta analisisnya.
b. Tes kegiatan laboratorium
Tes kegiatan laboratorium digunakan sebagai bahan untuk evaluasi.
c. Pengamatan langsung
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kinerja siswa pada saat melakukan kegiatan praktikum, misalnya untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memilih alat yang sesuai, merangkai alat, menggunakan alat, sikap siswa pada saat melakukan praktikum.
Hal ini menunjukkan bahwa suatu penilaian tidak hanya dilakukan dengan melihat hasil akhir seperti laporan, tetapi harus mencakup hasil akhir dan proses untuk mencapai hasil itu, termasuk di dalamnya kinerja siswa, sehingga guru dapat memiliki informasi yang lengkap tentang siswa.
Melalui kegiatan praktikum siswa akan melakukan kerja ilmiah sehingga dapat mengembangkan kemampuan menemukan masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, membuat hipotesis, merancang penelitian atau percobaan, mengontrol variabel, melakukan pengukuran, mengorganisasi dan memaknakan data, membuat kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil penelitian atau percobaan baik secara lisan maupun tertulis.
Jadi, potensi laboratorium dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) sangat bermanfaat, karena pemanfaatan laboratorium atau kegiatan praktikum merupakan bagian dari proses belajar mengajar. Melalui kegiatan praktikum siswa akan membuktikan konsep atau teori yang sudah ada dan dapat mengalami proses atau percobaan itu sendiri, kemudian mengambil kesimpulan, sehingga dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dalam hal ini jika siswa lebih paham terhadap materi pelajaran diharapkan hasil belajarnya dapat meningkat.
Kegiatan laboratorium yang sangat berperanan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar IPA. Dengan praktikum, maka siswa akan dapat mempelajari IPA melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses IPA, dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru melalui metode ilmiah, dan lain sebagainya. Kegiatan praktikum dapat diartikan sebagai salah satu strategi mengajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah terhadap gejala-gejala, baik gejala sosial, psikis, maupun fisik yang diteliti, diselidiki, dan dipelajari.
Daftar Pustaka
Mukti, Menrisal. 2008. Persepsi Siswa Terhadap Pemanfaatan Perlengkapan Praktikum Laboratorium. Diambil 20 Desember 2010 dari http://menrizal. blogspot.com/2008/09/persepsi-siswa-terhadap-pemanfaatan.html
Sobiroh, Arbain. 2006. Pemanfaatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas 2 Sma Se-Kabupaten Banjarnegara Semester 1 Tahun 2004/2005. Diambil 20
Desember 2010 dari